I. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian difraksi,
interferensi dan kisi.
2. Menggambarkan pola difraksi, interferensi
dan kisi.
3. Menjelaskan besaran-besaran yang ada pada
difraksi, interferensi dan kisi.
II. Landasan Teori
Definisi
difraksi cahaya adalah
peristiwa pembelokan cahaya disekitar rintangan.Dengan demikian, difraksi
adalah merupakan efek pembelokan cahaya oleh bagian tepi/pinggir benda yang
menghalanginya. Adanya difraksi ini menyebabkan bayang-bayang benda tidak
tajam (kabur) karena adanya bayangan semu dibagian pinggirnya. Pola
interferensi pada difraksi celah tunggal ini terlihat adanya garis-garis gelap.
Sedangkan pola terangnya lebar. Terang pusat akan melebar setengah bagian lebih
lebar pada kedua sisi.
Sejumlah besar celah paralel yang berjarak sama
disebut kisi difraksi. Kisi dapat dibuat dengan mesin presisi berupa
garis-garis paralel yang sangat halus dan teliti di atas pelat kaca. Jarak
yanag tidak tergores di antara garis-garis tersebut berfungsi sebagai
celah.Kisi difraksi yang berisi celah-celah disebut kisi transmisi (Giancoli,
2001 : 302-303).
Kisi difraksi terdiri atas sebaris celah sempit yang
saling berdekatan dalam jumlah banyak. Jika seberkas sinar dilewatkan kisi
difraksi akan terdifraksi dan dapat menghasilkan suatu pola difraksi di layar.
Jarak antara celah yang berurutan (d) disebut tetapan kisi. Jika jumlah celah
atau goresan tiap satuan panjang (cm) dinyatakan dengan N, maka :
d = 1/N
Interferensi
cahaya terjadi jika dua (atau lebih) berkas cahaya kohern dipadukan. Di bagian
ini kita akan mempelajari interferensi antar dua gelombang cahaya kohern.
Dua berkas cahaya disebut kohern jika kedua cahaya
itu memeiliki beda fase tetap. Interferensi destruktif (saling melemahkan)
terjadi jika kedua gelombang cahaya berbeda fase 180o. Sedangkan interferensi konstruktif(saling
menguatkan) terjadi jika kedua gelombang cahaya sefase atau beda fasenya nol.
Interferensi destruktif maupun interferensi konstruktif dapat diamati pada pola
interferensi yang terjadi.
Cahaya
monokromatis adalah cahaya yang memiliki panjang gelombang yang sama di semua
sisi cahaya yang ditimbulkan, jadi monokromatis artinya adalah hanya ada satu
panjang gelombang yang dihasilkan.
III. Alat dan Bahan
1. Senter
2. Karton warna hitam
3. Cutter/gunting
4. Penggaris
IV. Cara Kerja
1 1. Menggunting karton berbentuk persegi dengan
ukuran 20 cm x 20 cm.
2 2. Membuat lubang pada karton dengan
menggunakan mata pen di bagian tengah karton (lubang A)
3. Mengarahkan sumber cahaya (senter) pada
lubang karton.
4. Mengamati bayangan yang terbentuk hingga
mendapat bayangan yang fokus.
5. Mengukur jarak antara sumber cahaya dan
bayangan pada layar.
6. Mengukur diameter bayangan.
7. Membuat lubang yang lebih besar dari ukuran
pertama (lubang B)
8. Mengulangi langkah kerja 3-6.
9. Membuat lubang dengan ukuran yang sama
sejajar dengan lubang B.
10. Mengulangi langkah kerja 3-6
11. Membuat garis pada karton yang baru dengan
ukuran karton 20 cm x 20 cm.
12. Mengulangi langkah 3-5
13. Mengukur panjang dan lebar bayangan.
14. Membuat garis dengan ukuran yang sama
sejajar dengan garis sebelumnya.
15. Mengulangi langkah 3-5
16. Mengukur panjang dan lebar bayangan untuk
mengisi data.
17. Mencatat data dan menggambar bayangan yang
dibentuk.
V. Hasil Pengamatan
No
|
Bentuk
Lubang
|
Jarak
(cm)
|
Ukuran
Bayangan (cm)
|
Gambar
bayangan
|
1
|
Lubang
A
|
16
|
d
= 1,5
|
|
2
|
Lubang
B
|
30
|
d
= 6,5
|
|
3
|
2
Lubang B
|
30
|
d
= 6,5
|
|
4
|
Garis
|
22
|
p
= 2 l =15
|
|
5
|
2
Garis
|
22
|
p
= 2 l = 15
|
VI. Pembahasan
Dalam percobaan kami, tidak
ada bayangan cahaya yang mengalami interferensi. Ini mungkin disebabkan jarak
antar lubang terlalu jauh. Sehingga, bayangan yang terbentuk tidak koheren atau
tidak menyatu.
VII. Kesimpulan
1. Difraksi kisi terjadi ketika cahaya mengenai celah sempit pada kisi, cahaya monokromatis dilewatkan pada kisi akan
terjadi difraksi yang menghasilkan bagian gelap dan terang.
2. Semakin dekat jarak antara sumber dan
bayangan maka, bayangan yang terbentuk semakin kecil dan jelas. Sebaliknya,
semakin jauh jarak antara sumber dan bayangan maka, bayangan terbentuk semakin
besar dan pudar.
VIII. Daftar Pustaka